Dok Pribadi Selama lima tahun ini, Indah Darmastuti berusaha menjembatani keterbatasan penglihatan dan kebutuhan menikmati sastra. Teks cerpen, cerita anak, dan puisi disuarakan narator dengan intonasi khusus agar keindahannya terjaga. FOLLY AKBAR, Jakarta --- DARI ”kenyamanan” yang terusik itu, lahirlah ratusan karya sastra suara. Yang merentangkan lebih lebar lagi lengan keadilan hingga bisa merangkul lebih banyak orang, termasuk mereka yang selama ini terpinggirkan dalam cara menikmati cerpen, cerita anak, dan puisi: kalangan difabel. ”Sebelumnya, mata saya seperti dibuka bahwa karya-karya sastra yang bertebaran di berbagai platform ternyata belum diterima secara adil di semua lapisan masyarakat,” kata Indah Darmastuti, penulis, sosok yang membidani kelahiran ratusan sastra suara itu. Adalah kelompok difabel, lanjut Indah, yang kesulitan menikmati untaian kata dan kalimat yang ditulis para penulis. ”Khususnya mereka yang memiliki penglihatan terbatas atau bahkan tidak pu
Dok . Rumah Angklung Kerja keras Rumah Angklung untuk menyanyikan lagu bertema AC Milan berujung pada undangan tampil lusa. Rekaman penampilan mereka akan diputar sebelum laga kandang Rossoneri berikutnya. FOLLY AKBAR, Jakarta --- TAHUN 2018 sungguh berat bagi Arif Sarifudin, founder Rumah Angklung. Sebagai seorang Milanisti, sebutan bagi penggemar berat AC Milan, dia harus mendapati tim kesayangannya berada di puncak keterpurukan. Milan hanya finis di posisi keenam di pengujung Serie A 2017–2018. Bahkan sempat pula dilarang tampil di kompetisi Eropa oleh UEFA karena didakwa melanggar financial fair play, meski kemudian sanksi itu dicabut setelah Milan mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga. Keterpurukan salah satu klub dengan koleksi titel terbanyak Liga Champions Eropa itu tak hanya membuat Arif tersiksa hati. Tapi juga menjadikannya sasaran perundungan. Perundungan yang sama disaksikannya dialami Milanisti yang lain, khususnya di media sosial. Tapi, Arif mem